diolegue

Wednesday, August 30, 2006

bebas mendikte waktu


Hey.hai.,setengah waktu lagi kita akan kembali ke bumi,Bumi yang memang pantas disebut bumi,ruang pijak yang rela diinjak dan tak pernah lari.cukup setengah waktu lagi kawan.,waktu yang dapat dihitung dengan jam tangan mu,dari detak-detik terus berpacu menuju rimba bebasnya yang tinggal setengah,tapi ia tak ragu kawan,jarum putar itu tak pernah peduli melucuti niatnya untuk mu.walau pun kau empunya yang notabene tangan mu adalah ruang kerja yang ia singgahi,tapi ia yakin akan ketepatannya,kawan.yakin untuk menolak lantang rotasi yang kau mau.
Kalau begitu,Tak ada lagi yang bisa kau lakukan kawan,batu yang kau hujani ke arlojimu itu tak mampu ganjal geraknya berdetak,tak sanggup kuasai ciptanya menata letak.karena batu itu malah menyuburkan semangat teman sekelasnya – si baterai – untuk berlomba memberi tenaga,mencapai titik yang tinggal setengah.keras-kerasnya penghancur itu pula yang yang buat keras kepala mu tak sengaja pecah dan hampir terbelah,karena dari tadi memang kau lempari secara anarkis terarah..tolong jangan diteruskan lagi,kawan.cara itu kurang tepat dan bisa malah dirimu sendiri yang tersadap.
Eh.tapi jangan juga pilih sudut itu,kawan.diam mu di pojok sana sama saja mengikat leher dan nadimu dengan tali karet (yang maju mundurnya dapat diatur).lagi pula tak perlu kau menyendiri seperti itu,bukankah sedari awal – sebelem pemotongan setengah waktu kita – kau sudah awal sendiri,dan memang Peduli itu tak hadir dimasa kini,kawan. Jadi, pojok itu bukan ruang mu,karena disana cuma tersedia tempat untuk kecoa,bangkai,dan calon-calon jenazah,sedangkan kamu masih berupa sukma yang dikembar-i dengan raga,maka,cepat-cepatlah beranjak kawan,sebelum tali elastis itu semakin erat mengikat dan geliat mu makin tidak berguna di waktu yang yang tinggal seperempat.
Betul kawan,waktu kita kini seperempat terasa cepat dan melelahkan karena sudut yang kau ambil tadi memakan banyak energi,dan tak ada lagi tempat untuk mengisi kembali.karena pom-pom energi,SPBU-SPBU daya sudah malas berfungsi lagi untuk mendistribusi barang dagangannya,karena pemilik dan karyawannya sendiri juga butuh energi itu,kawan.buat apa mereka jual kembali,lebih baik dipakai sendiri berlari dan dimasukan kantong-kantong bekal takut sewaktu-waktu mereka lapar dan pegal,karena mereka semua dan harusnya kita juga pergi berlari seperti mereka.
Tepet kawan,kita harus berLari.bukan untuk lari ketitik aman dimana kita akan tenggelam terakhir di saat waktu habis,tapi setidaknya kita butuh lari agar tak di ikat karet yang kencang mengejar maju-mundur.karena karet itu tak punya mata kawan,hidung dan telinga.hati,raba,dan rasa mereka juga tak ada jadi tak mungkin dia ambil pusing jatuh kan simpulan untuk dimana buat eratnya simpul,sembarang saja lah pokoknya dengan otak karetnya mereka mengila.jadi mari kawan jangan dimanja,lapar itu mungkin hilang kalau dibawa berlari,luka-luka tanggung itu mungkin bisa kering sendiri dari pada kau biarkan laparmu,luka mu,dan luka ku juga kering dalam bungkus karet yang juga terbungkus.
Sekarang kau mungkin sudah sedikit mandiri – aku rasa – ,paling tidak pikiran mu itu sudah dapat sedikit menari memikirkan masalah manajemen lari mu sendiri.dan aku yakin,sedikit bungkusan energi yang kau temukan tak sengaja karena tersandung tempat sampah di persimpangan tadi,dapat kau pergunakan dengan baik.lagi pula maraton bebas kita tinggal tersisa duabelas kelokan lagi,pada waktu kita yang hanya seperempat dari setengah Waktu yang di awal tadi,sudah berlalu sebagian atau kira-kira pusingnya,hanya seperenam lagi hitungan Waktu.jadi,tidak usah lari mu dipercepat,lambat saja asal dengan serudukan dan terobosan yang tepat,mungkin luka mu akan terhambat,tak terlalu terasa sakit,kuat kan lah kawan,sudah hampir sampai.
Tapi jangan sampai diam lagi kawan,sekali lagi ingat sudut yang menyesatkan mu dulu.temui pula ingatan mu tentang jalan yang diambang tali karet itu,kawan.sekarang dia masih tetap dibelakang mu meski ada sedikit spasi jarak dan waktu.jadi harapku,waktu lalu mu dapat kau jadikan oktan tambahan untuk tinggikan kwalitas bahan bakar lari mu,dengan caramu.
Dan benar,dalam kelokan depan,sesudah sebelas tikungan yang tadi kau lalui,akan hadir titik yang akan membawamu kembali.dalam Akan yang hanya satu langkah lagi untuk dapat injak balik Masa mu pada setengah waktu yang aktif kan kamu tiba-tiba.Dan sudah,sudah sampai.didepan hidungmu,dipijakan kakimu yang terasa lain – empuk dan menyenangkan – sudah terhadir eskalator,menyala berjalan sendiri dan tentunya naik.,menuju bumi yang benar-benar bumi sudah,sudah cukup kawan,,jaga haru mu jangan keluar seperti orang-orang dahulu,tangismu harus sudah karena dari awal sebelum Waktumu terganjal – Setengah – ,kau juga tahu kalau pisah adalah alamat sudah.toh kenapa mesti sedih kalau awal mu adalah konsekuensi rasa perih,toh dari mula kita semua sudah terlatih,apa mungkin karena rasa sukses yang terasa tepat pada ruang dan tempat,?tapi tidak kawan,selama ini kau harus yakin kalau kita yang di buru,bukan harus senang akan keberhasilan dari sembiluh.karena keringat kemarin cuma kewajiban dan kalau kau pernah rasakan,rasanya sungguh tak enak,benar kan kawan?.
Tapi yang paling penting sekarang,tutup dulu kran tangismu,karena eskalator yang kau tumpangi bisa konslet tersiram air mata mu sendiri – juga tolong bilang penumpang lain disamping – ..selamat kawan,kau sudah dalam Trayek benar menuju Bumi yang memang pantas disebut bumi,ruang pijak yang benar-benar rela diinjak dan tak pernah lari.dan sudah kau jalani setengah waktu tadi,kawan.waktu yang sudah kau rasakan detak-detik berhenti berpacu dan akan dilalui rimba bebasnya yang asli.,rimba yang benar-benar pantas kau tapaki,kawan. Bumi dimana kau tak perlu pom-pom energi,tak perlu gunakan arloji dan batu-batu penghancur dimana tak ada luka,tak ada lapar ,tak ada tali karet pengikat dan tak ada Aku,karena disana kau memang benar-benar tak butuh itu

0 Comments:

Post a Comment

<< Home