diolegue

Saturday, September 02, 2006

ter fitrah

Setelah ter-bangunnya peradaban maka bangkit (pula)lah sebuah kepercayaan awal- pihak-pengganti.kemudian berkembanglah sesuatu itu menjadi sikap Anti- yang sama seperti tujuannya ia berdiri, yaitu jelas berdiri untuk – kan – mengganti . setelah puas – dari kemenangan sang tergganti – pihak penganti lalu(juga) bertambah kuat, akhirnya akhir-akhir ini pihak pengganti itu kokoh tak terganti.yakinlah pada sumpah,.semuanya berhubungan tak semu.tak kasat dan tak susah ditebak maka sumpah-sumpahlah yakinmu itu.,karena jelas penggantian pihak terngganti tak gampang berlaku,tak mudah berjalan lalu,.walau dalam yakinmu yang sudah kau sumpah-sumpahi sendiri,berlaku ada-nya putaran roda kuat lemah yang sekali lagi aku sumpahi itu bila kau yakin itu .karena kontra prestasi hidup yang kita dapat dari semua memang yang sudah tersurat,adalah akan wajar bila kita tak sadar akan hadirnya pihak penganti – yang kita buat sendiri – dalam segala lini (roda,duri,tangis,ria,kini,dan mati)yang dalam ketidak-sengajaan sadarmu itu,berlaku menyeluruh contoh seperti misi misil penghancur yang tak pernah kenal adukan semen,air,dan pasir untuk membangun sebuah gedung atau jembatan,semuanya terlalu menyeluruh,karena tak disisakan sedikitpun ruang untuk mengorek-ngorek sedikit tahu dari semua itu.memang seharusnya kita tak tahu agar tak terbangun dari (pada) ketidak sadaran sengaja ini,karena dalan sedikit kesadaran yang ada,yang sejalannya sejajar pada hijrah kita, dalam hijrah dari lapang dan sabar menjadi lemah untuk tegar,bukan tertulis tanpa fitrah disini tapi yang kita hadapi adalah fitrah itu sendiri yang mungkin terpikir oleh seorang teman – yang saya baca dari artikel karya teman dalam majalah yang saya pinjam dari teman – bahwa lahir tumbuh dewasa sekolah kerja keluarga dan mati adalah rupa dari inti jalan manusia hadapi fitrah yang dalam arti nyata adalah berubah.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home