diolegue

Friday, September 29, 2006

Malam Pertama

Sering aku Tanya malam kenapa ada dia.

Buat solar cell tak dapat bergerak,pabrik-pabrik tak berdetak

Ruang kala hampa jadi di-pause nya menata letak

Tapi tak ada yang jamin ku mengelak

Sebab semua pusing terus berjemur

Tanpa cukup sahur paginya

Dan disengaja karena semua

Ingin matahati juga tidur

Salah tafsir mampu

Kecoa terbaring terlentak didepan

Aku nungging

Baringan se-matinya

Geraknya hanya sungut

Dan beberapa kaki kecil yang turut

Dia sakaratul maut

Me-nurut ku

Beri dia akhir dengan ujung tumit menempel didadanya

Tak bungkam dia ujar kalimat terakhir

“aku bukannya habis daya tapi cuma tak bisa balikan badanku semula”

Sayangnya aku salah

Di keburu rata ditanah

Re-elitas

Kalau aku miskin

Pasti harta tak pandai cari muka

Ke orang yang mau lihat dia

Kalau aku kaya

Semua dara bersandar di pundak lapis kain

Tentunya rutin

Bila hartaku rutin cari muka

Ke dara-dara yang hendak siap lihat kearah sepinya

Pundak lais kain sutra

Tentunya si kaya dan si miskin akan sulit

Untuk berkata apa?

Terbang tampil

K: jadi bagaimana, siap kita bunuh semua orang tampil?

U: wah repot juga ya!

P: betul,apalagi puasa,energi saya sudah saya format setengah

U: iya,barang tentu repot pastinya!

K: lalu kapan kita tindak semua muka ingin-ingin itu?

U: ada juga betulnya,sebelum nanti kita repot kehilangan muka!

P: ah peduli apa,sedari tadi saya tak pernah sebut “kita”,saya urus bukan tampilnya kita

U: gawat,bisa repot nanti kalau kita tak jadi tampil!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home