Malam Pertama
Sering aku Tanya malam kenapa ada dia.
Buat solar cell tak dapat bergerak,pabrik-pabrik tak berdetak
Ruang kala hampa jadi di-pause nya menata letak
Tapi tak ada yang jamin ku mengelak
Sebab semua pusing terus berjemur
Tanpa cukup sahur paginya
Dan disengaja karena semua
Ingin matahati juga tidur
Salah tafsir mampu
Kecoa terbaring terlentak didepan
Aku nungging
Baringan se-matinya
Geraknya hanya sungut
Dan beberapa kaki kecil yang turut
Dia sakaratul maut
Me-nurut ku
Beri dia akhir dengan ujung tumit menempel didadanya
Tak bungkam dia ujar kalimat terakhir
“aku bukannya habis daya tapi cuma tak bisa balikan badanku semula”
Sayangnya aku salah
Di keburu rata ditanah
Re-elitas
Kalau aku miskin
Pasti harta tak pandai cari muka
Ke orang yang mau lihat dia
Kalau aku kaya
Semua dara bersandar di pundak lapis kain
Tentunya rutin
Bila hartaku rutin cari muka
Ke dara-dara yang hendak siap lihat kearah sepinya
Pundak lais kain sutra
Tentunya si kaya dan si miskin akan sulit
Untuk berkata apa?
Terbang tampil
K: jadi bagaimana, siap kita bunuh semua orang tampil?
U: wah repot juga ya!
P: betul,apalagi puasa,energi saya sudah saya format setengah
U: iya,barang tentu repot pastinya!
K: lalu kapan kita tindak semua muka ingin-ingin itu?
U: ada juga betulnya,sebelum nanti kita repot kehilangan muka!
P: ah peduli apa,sedari tadi saya tak pernah sebut “kita”,saya urus bukan tampilnya kita
U: gawat,bisa repot nanti kalau kita tak jadi tampil!
0 Comments:
Post a Comment
<< Home