diolegue

Sunday, October 15, 2006

poulonov 16

Benci tidur

Aku benci semua orang

Ibu ku juga

Setelah terjalan teror tidur berlanjut

Walau sangat pada waktunya larut

Aku cintai semua orang

Agar aku bisa tidur tenang

Cerita beri

Bosan dengar cerita kalian

Soal sengama

Senyum kalian senang,dengan tawa untuk sayangi dalih

Dalam butanya rasa kedua

Bias riang sumpal liang perih

Pada kasih

Sebelum hanya tinggalnya satu rasa

Aku tetap perjaka

Makan tuan

Makan apa sekarang tuan,

Sudah waktunya kah itu dihidangkan?

Atau mulut kita belum mampu mengunyah

Karena memang rahang belum ada

Tapi tuan,

Kita sudah bosan makan bubur

Terlalu banyak air,

Air selalu mengalir

Tali kekang kita jadi kabur

Mengalir entah kemana

Kita harus makan yang kuat

Kuat menahan jaman

Tahan arus kuat

Kuat juga disembur angin mesin

Dan kuat itu cuma tuan!

Jadi,sekarang boleh kita makan tuan

Tuesday, October 10, 2006

mabuk tanya?

Mereka mabuk disembarang tempat. Di halte, diterminal ,stasiun, dan setiap ruang ganti “ruang”. Adanya mereka, tentu buat para penganti terganggu – mungkin juga iri – karena nikmat mabuknya mereka tak bisa dinikmati oleh para calon penganti itu. Selain itu mabuk “yang biasanya dengan murah” menunjukan sisi tajam amarah dari para pemabuk. Dan dengan pisau itu akhirnya bisa memutus rajutan “nyaman”nya para penganti ruang. Apa lagi bila pisau itu makin diasah dengan sadar yang kian entah dimana pindahnya. Niscaya yang mungkin hadir adalah tusukan berdarah ke perut-perut para calon penganti yang gagal berganti ruang.
Lalu dimana akan kita dapat terminal pindah yang dari bebas amarah tanpa sadar? Apakah tempat itu hanya milik pemerintah, Milik para pemakai yang sama-sama – seimbang - kelebihan emosi untuk menghakimi, Atau Cuma ada di alam rekayasanya para para pemimpi yang tak pernah bisa di beli, Atau mungkin juga tempat itu sudah ada di depan mulut kita masing-masing? Hanya saja kita belum sadar presensi dari ruang penganti “ ruang” itu karena dalam mulut kita belum dikunyahnya emosi yang seharusnya membara dan belum dikumurinya tiap-tiap mulut anda dengan alcohol yang dapat memdekatkan kita dengan sang TER-cipta. Atau memang semua adalah salah anda-anda yang masih saja berusaha tampil bodoh dengan berdiri diatas kesadaran penuh tetapi dengan memakai kaos bertuliskan sex, drugs, and rock n’ roll.

Thursday, October 05, 2006

keluar masuk

Datang dan merangsak masuk.perlahan lahan tapi terasa jelas sungut-sungutnya yang tajam. Rabai tubuh – setengah merajam – diam-diam menusuk . Tapi aku diam. Karena lantangku hanya keluar untuk hal-hal yang buat ku tak nyaman.

Berlanjut didalam. Dia (benda itu) yang tadinya buat sunyi-sunyi berdiri.lalu ia bangunkan sadar dengan remasan keras menghujam jantung dan hati – tentunya punya ku.Tapi aku diam. Karena sekali lagi lantangku hanya keluar untuk hal-hal yang buatku tak nyaman.

Berlanjut dari situ. Tiba-tiba remasan itu berhenti. Saat sampai tepat diempedu – mungkin karena tempat pahit disitu. Tapi tidak.aku rasa dia (benda itu) telah dapat apa yang ia mau. Dengan kata lain sesuai sudah posisi ingin-inginnya dengan apa yang tersedia di sini(aku). Karena ia berhenti.aku pun tentunya diam. Karena lantangku tak mungkin keluar saat ku di awan nyaman.

Sudah banyak yang berselang. Waktu juga. Dia (benda itu) masih ada di diriku. Dengan posisinya yang belum terganggu. Dan selalu mengikutiku. Saat makan, bekerja dan tidur. Lakunya sesuai dengan laku ku. Karena kita – tanpa sadar – punya sama mau dan itu yang buat aku lantang untuk diam dalam posisi ku dan dia(benda itu) yang sama-sama nyaman.

Dan saat waktu nya tiba. Tiba-tiba saja ia keluar. Dengan sekejap hilang tanpa rasa apa-apa. Sungut-sungutnya pun tidak terasa lagi (tajamnya). Tak ada lagi tusukan – yang setengah merajam. Sepi juga remasan-remasan hati dan jantung. Tapi ini berbeda saat dia(benda itu) terposisikan sama dengan ku. Karena aku tak tau dimana posisinya sekarang. Entah dijantung, hati , atau empedu. Tapi yang jelas. Search macine dalam tubuhku dengan lantang menjawab bahwa ia sudah tidak ada. Sudah keluar tanpa rasa, perih, sakit dan tusukan. (hilang) . Karena itu aku tak bisa ambil diam. Aku dengan lantang berteriak – mungkin seperti orang kesakitan – karena posisi ini sungguh buat ku tak nyaman.