diolegue

Wednesday, August 30, 2006

gang bohong

“telanjang
lalu dipakaikan baju
untuk rekayasa
bodoh
waktu tepat hidangan buku
saat rekayasa
tak mampu
edarkan barang palsu
satu jalur,satu rekayasa”

Kita mungkin bosan dengan bualan,atau setiap hal yang berbau “ngibul”. Tetapi kalau semua kebohongan itu berganti nama seperti teori,konsep,idealisme atau nama-nama lain,mungkin kita akan lebih tertarik untuk menggaulinya,…ya sama seperti sebuah cerita tentang waktu dimana bakwan sudah mulai tidak disukai lagi kurang laku istilahnya,lalu ada salah satu produsen bakwan yang terpikir untuk mengganti nama dagang bakwan agar dapat mengangkat omset penjualannya.maka ia menganti nama Bakwan menjadi Batavian Pizza dan pilihan itu memang tidak salah karena setelah beberapa saat menganti label dan menerbitkan kemasan baru itu,penjualan Batavian pizza atau bakwan sang produsen itu meningkat tajam.sedangkan produsen lain yang masih memegang tradisi ke-bakwan-an nya tetap pada hasil penjualan yang itu-itu saja dan cenderung menurun.
Membual adalah sebuah karya pikir,sebuah objek seni menalar yang tak dapat ditakar karena ukurannya yang sengaja tak dibuat standar dan di jauhkan dari normal.seorang revolusioner seperti produsen bakwan pada cerita diatas,adalah seorang empu yang memiliki peranan untuk menjadi sutradara ,aktor ,produser dan juga sebagai juru rekam dalam “acara televisi” bualan buatannya sendiri.lalu silambat yang berlaun akhirnya dapat membuka minat,mencari pemirsa untuk terbuali dan menaikan rating bualan itu sendiri
Ini mungkin bukan kekeliruan,tetapi kebodohan itu saja yang sudah keterlaluan lalu naik pangkat menjadi kebiasaan.lagi pula kita dilempar kebumi dengan dibelaki sepikul kebohongan untuk menghadapi bualan itu sendiri,mulai dari saat pantat kita di tampari oleh dokter dengan alasan untuk memancing kesadaran kita bila belum menangis padahal bisa jadi tamparan itu Cuma kekesalan sidokter yang gagal untuk menjadi spesialis jantung atau spesialis bedah misalnya bukan menjadi dokter yang selalu di kentuti dalam tiap persalinan dan mengapa mesti ditampar kalau masih bisa dikelitiki atau dicubit sedikit misalnya,tetapi dengan bekal kebohongan yang kita bawa maka kita akan pura-pura menangis sebelum tamparan dokter gagal itu melayang ke pantat mulus kita yang masih alami padahal buat apa kita menangis,kalau yang bisa diam yang tidak menbuang-buang energi.…,Fitrah,bisa dibilang begitu,di dialaskan untuk itu,.karena pihak yang salah dan bagian yang merasa benar semuanya absurb.pada dan untuk juga tak punya bentuk.jadi lagi-lagi pikiran kita yang harus bergulat untuk mengkambinghitamkan titik-titik maya dan bila disimpulkan dengan kemampuan logis untuk men-jujurkan ke-bohong-an yang salah,maka hasil simpulan itu selalu dapat menyalahi bohong-an lama yang tersimpul untuk menghakimi pihak salah dalam benak si proklamator bual,pengikut bohong,dan penyembah kosong atau orang-orang bodoh yang malas memikirkan teori-teori baru karena takut salah-salah dianggap sebagai pembual gagal.
Besok bisa jadi membual adalah konsumsi umum karena angapan kita kepada bualan sama seperti pencitraan kita kepada beras,candu bahkan sebagai oksigen.lima pancaindra pun sudah bosan dengan kebenaran,sudah lelah soal topik-topik kejujuran dan malas benar untuk mengunyah ketulusan.sekarang fiksi-lah yang menguasai dunia tak ada lagi reality show yang kabur makna untuk benar-benar nyata
Jadi haruskah kita ambil sikap setelah tau imprealisme baru berbau bualan mulai menjajah kita.?jangan.. kita tidak perlu ambil suara dan jangan sampai angkat senjata untuk melawan bualan.karena nanti anda,saya dan semua sendiri yang susah.karena anda sama saja dipaksa untuk tidak makan dan semua diharap untuk tidak bernafas. tanpa bualan itu sendiri,tidak ada lagi yang mau membaca tulisan ini karena ini memang…,memang membual

bebas mendikte waktu


Hey.hai.,setengah waktu lagi kita akan kembali ke bumi,Bumi yang memang pantas disebut bumi,ruang pijak yang rela diinjak dan tak pernah lari.cukup setengah waktu lagi kawan.,waktu yang dapat dihitung dengan jam tangan mu,dari detak-detik terus berpacu menuju rimba bebasnya yang tinggal setengah,tapi ia tak ragu kawan,jarum putar itu tak pernah peduli melucuti niatnya untuk mu.walau pun kau empunya yang notabene tangan mu adalah ruang kerja yang ia singgahi,tapi ia yakin akan ketepatannya,kawan.yakin untuk menolak lantang rotasi yang kau mau.
Kalau begitu,Tak ada lagi yang bisa kau lakukan kawan,batu yang kau hujani ke arlojimu itu tak mampu ganjal geraknya berdetak,tak sanggup kuasai ciptanya menata letak.karena batu itu malah menyuburkan semangat teman sekelasnya – si baterai – untuk berlomba memberi tenaga,mencapai titik yang tinggal setengah.keras-kerasnya penghancur itu pula yang yang buat keras kepala mu tak sengaja pecah dan hampir terbelah,karena dari tadi memang kau lempari secara anarkis terarah..tolong jangan diteruskan lagi,kawan.cara itu kurang tepat dan bisa malah dirimu sendiri yang tersadap.
Eh.tapi jangan juga pilih sudut itu,kawan.diam mu di pojok sana sama saja mengikat leher dan nadimu dengan tali karet (yang maju mundurnya dapat diatur).lagi pula tak perlu kau menyendiri seperti itu,bukankah sedari awal – sebelem pemotongan setengah waktu kita – kau sudah awal sendiri,dan memang Peduli itu tak hadir dimasa kini,kawan. Jadi, pojok itu bukan ruang mu,karena disana cuma tersedia tempat untuk kecoa,bangkai,dan calon-calon jenazah,sedangkan kamu masih berupa sukma yang dikembar-i dengan raga,maka,cepat-cepatlah beranjak kawan,sebelum tali elastis itu semakin erat mengikat dan geliat mu makin tidak berguna di waktu yang yang tinggal seperempat.
Betul kawan,waktu kita kini seperempat terasa cepat dan melelahkan karena sudut yang kau ambil tadi memakan banyak energi,dan tak ada lagi tempat untuk mengisi kembali.karena pom-pom energi,SPBU-SPBU daya sudah malas berfungsi lagi untuk mendistribusi barang dagangannya,karena pemilik dan karyawannya sendiri juga butuh energi itu,kawan.buat apa mereka jual kembali,lebih baik dipakai sendiri berlari dan dimasukan kantong-kantong bekal takut sewaktu-waktu mereka lapar dan pegal,karena mereka semua dan harusnya kita juga pergi berlari seperti mereka.
Tepet kawan,kita harus berLari.bukan untuk lari ketitik aman dimana kita akan tenggelam terakhir di saat waktu habis,tapi setidaknya kita butuh lari agar tak di ikat karet yang kencang mengejar maju-mundur.karena karet itu tak punya mata kawan,hidung dan telinga.hati,raba,dan rasa mereka juga tak ada jadi tak mungkin dia ambil pusing jatuh kan simpulan untuk dimana buat eratnya simpul,sembarang saja lah pokoknya dengan otak karetnya mereka mengila.jadi mari kawan jangan dimanja,lapar itu mungkin hilang kalau dibawa berlari,luka-luka tanggung itu mungkin bisa kering sendiri dari pada kau biarkan laparmu,luka mu,dan luka ku juga kering dalam bungkus karet yang juga terbungkus.
Sekarang kau mungkin sudah sedikit mandiri – aku rasa – ,paling tidak pikiran mu itu sudah dapat sedikit menari memikirkan masalah manajemen lari mu sendiri.dan aku yakin,sedikit bungkusan energi yang kau temukan tak sengaja karena tersandung tempat sampah di persimpangan tadi,dapat kau pergunakan dengan baik.lagi pula maraton bebas kita tinggal tersisa duabelas kelokan lagi,pada waktu kita yang hanya seperempat dari setengah Waktu yang di awal tadi,sudah berlalu sebagian atau kira-kira pusingnya,hanya seperenam lagi hitungan Waktu.jadi,tidak usah lari mu dipercepat,lambat saja asal dengan serudukan dan terobosan yang tepat,mungkin luka mu akan terhambat,tak terlalu terasa sakit,kuat kan lah kawan,sudah hampir sampai.
Tapi jangan sampai diam lagi kawan,sekali lagi ingat sudut yang menyesatkan mu dulu.temui pula ingatan mu tentang jalan yang diambang tali karet itu,kawan.sekarang dia masih tetap dibelakang mu meski ada sedikit spasi jarak dan waktu.jadi harapku,waktu lalu mu dapat kau jadikan oktan tambahan untuk tinggikan kwalitas bahan bakar lari mu,dengan caramu.
Dan benar,dalam kelokan depan,sesudah sebelas tikungan yang tadi kau lalui,akan hadir titik yang akan membawamu kembali.dalam Akan yang hanya satu langkah lagi untuk dapat injak balik Masa mu pada setengah waktu yang aktif kan kamu tiba-tiba.Dan sudah,sudah sampai.didepan hidungmu,dipijakan kakimu yang terasa lain – empuk dan menyenangkan – sudah terhadir eskalator,menyala berjalan sendiri dan tentunya naik.,menuju bumi yang benar-benar bumi sudah,sudah cukup kawan,,jaga haru mu jangan keluar seperti orang-orang dahulu,tangismu harus sudah karena dari awal sebelum Waktumu terganjal – Setengah – ,kau juga tahu kalau pisah adalah alamat sudah.toh kenapa mesti sedih kalau awal mu adalah konsekuensi rasa perih,toh dari mula kita semua sudah terlatih,apa mungkin karena rasa sukses yang terasa tepat pada ruang dan tempat,?tapi tidak kawan,selama ini kau harus yakin kalau kita yang di buru,bukan harus senang akan keberhasilan dari sembiluh.karena keringat kemarin cuma kewajiban dan kalau kau pernah rasakan,rasanya sungguh tak enak,benar kan kawan?.
Tapi yang paling penting sekarang,tutup dulu kran tangismu,karena eskalator yang kau tumpangi bisa konslet tersiram air mata mu sendiri – juga tolong bilang penumpang lain disamping – ..selamat kawan,kau sudah dalam Trayek benar menuju Bumi yang memang pantas disebut bumi,ruang pijak yang benar-benar rela diinjak dan tak pernah lari.dan sudah kau jalani setengah waktu tadi,kawan.waktu yang sudah kau rasakan detak-detik berhenti berpacu dan akan dilalui rimba bebasnya yang asli.,rimba yang benar-benar pantas kau tapaki,kawan. Bumi dimana kau tak perlu pom-pom energi,tak perlu gunakan arloji dan batu-batu penghancur dimana tak ada luka,tak ada lapar ,tak ada tali karet pengikat dan tak ada Aku,karena disana kau memang benar-benar tak butuh itu

Sunday, August 20, 2006

februari06

Tenggara dari bawah bom di barat

Buyarnya orang-orang menunggang langgangkan pendatak
Jangan datang!!!perintah kalimat langsung
Bukannya ku mau bilang tak ada apa-apa
Tapi Sam sedang kritis disana
Jadi jangan malu bilang tak sudi
Banci mana yang tak takut api

Bila sepi seperti kembali
Ribut-ribut lah cari solusi
Terapi seperti kurang bingar
Makan minum yang tak ditelan
Ruang kosong tanpa listrik hangat-hangat obor basah tanpa pemantik
Kenakan perias satunya kelas
Sam sudah pulih mari kita main lagi!!
Feb17/06
Sempat meminta

Berjuang untung tidak di beri kasihan
Kalau mau berkasih senggama saja
Saat letih terasa raga lemas ditiup etos
Nanti-nanti berlalu jauh dan aku jadi bos

Parasit lemah guna lemah akar prinsip
Minta lebih bukan dari jerih
Lirih
Dan seramnya acting ringkih
Rusak ego beri yang terselip

Dodoh-bodoh usaha didapat yang sama
Lari melambat di belakang gunung emas
Kuning mengkilap,pasrah dilahap
Sebelum kesana mampirlah ke toilet
Feb16/06
Berlibur resiko

Bila lelah boleh lah kita ke gunung
Citakan senang dan berharap tak terkena gas beracun
Melamunkan esok yang belum tentu kita dapat turun
Sampaikan saja profil pada mereka selagi kita pergi kesana

Dan jangan lupa

Bawa obat-obatan pribadi
Baju,makanan juga peralatan mandi
Jelaskan bahwa kita akan kembali
Dengan atau tanpa wujud asli
Feb15/06
Butuh

Kirimkan saya uang!
Pakaian dan bahan makanan
Kalau perlu alat tulis
Boleh juga cetakan baru yang paling laris

Seminggu lagi saya perlu semen
Pasir,bata,serta genting-genting secukupnya
Sebuah gedung permanen dengan perabot yang ada
Wujud nyata konsistensi meminta

Sebulan lagi boleh lah kau main
Jangan ragu apalagi sungkan atas jamuan
Wajar dianggap poin-poin bunga koin
Ini semua saya loh! yang minta
Feb15/06
Awas berulang

Celaka
Besok tidak ada kopi
Insul harian sudah bosan di produksi
Setelah konsumsi habis,nilai guna ampas tak ada
Gilanya !
Pasar enggan memunculkan teh dan gula
subsitus bodoh itu tak kenal kapan dapat mahkota
terlahap raungan samar kadang keluar tiba-tiba ada
akhirnya
salah siapa?berani mana?bisa lawan ritual-
cukup kebal dalam waktu ter-nominal
yang paksa buat diam melonggokan ‘mau’nya
Feb15/06

april06

Sipenmaru Baru

Tadi pagi aku di tes
Seberapa terang cahaya,ku di adu warna lama
Dudukan lampunya tak seberapa
Tapi produksi anarkis,50 % harus di reject
Semoga bukan aku

Begitu mimpi
Mereka juga mau pasti
Ambil banding versi dulu
Sekumpul Tanya pakai waktu
Apr9/06
Wajib Reparasi

Ini belanda punya
Tak kena lagi zamannya
Antik sendiri dari batas front putus-putus
Jauh dari niat kekal
Karena memang bukan zamannya

Pemakai ego besar berandai
Ulang-ulang rekonstruksi belulang
Kosong mata pandang
Cuma si pengguna di mabuk sejarah santai

Ini harus di perbaiki,,,,harus
Apr9/06
Beda mau

Sekarang kembali kesalah
Lupakan fitrah angkat pandang balik pada nilai sah
Alasan ku mudah,Cuma susah atau lupa
Memang Tak ada yang lain
hanya itu yang bisa diterima

Tikar kata-nya memang usang
Pacing berang lalu telanjangi sarung pedang
Beda jarak buat yang bugil tak melayang

Sekarang kembali ke salah
Di maklumkan saja-lah

Apr8/06
Uji

Periksa sang benar
minimalisir yang kurang tepat
Coba uji,pilih pembagian kunci
Yang memang sedikit
Sudahi ini,ku harus taat
Apr8/06
Saran berani

Ada api jangan dipegang
Terbakar nanti
bekal sudah cukup beri tahu aku,yang nekat nanti ku bayar

Kalau bisa !berenang lah
Tapi kolamnya dalam
Karena lumut licin pula,memang jauh kontak dengan sikat

Sudah kenyang saranku nekat saja
Nanti ku bayar
Tapi kalau nanti mati
Aku tak peduli
Sudah ku bilang jangan dipegang
Apr30/06
Kerja usaha peduli

Lari kencang bersama
Monyet bisu anjing tak dapat melihat
Terhenti bujur benturan keras

Ada lilin besar di depan gang
Begitu besar tapi Cuma lilin yang menyala
Satu sumbu produksi 78000 kandela
Aku tabrak

Mereka berdua tidak
Diam saja
satu pura-pura tak melihat satunya lagi seolah sembunyi tawa
Apr30/06

bocoran langsung

ijinkan curang minta berikan kemudahan
bukan salam permisi masuk kerumah
Cuma jalan baru
seolah tak mampu seperti tak cukup waktu
sesudah les
karena ingin nge-les
dari usaha mengingat
semakin sedikit tentu semakin tepat

tak salah coreng moreng muka guru
kotor tapi bukan muka ku
kalau tidak mau
pasang kiri kanan mata tiap pintu

aku di belakang alat berkelahi
cara lain mencari
Apr30/06
Tidak Tanpa Hasil

Gusar meng-ogah-kan titik injak balik
Ketemu nanti yang sulit,sabar ditahan pilihan tangan terbaik
Bagi yang tepat keharusan esok bulat dapat
Asal kompeten tanpa radang
Sisakan ku kursi ditengah,tolong jangan paling belakang

Angkat sedikit tangan untuk usaha meng-ogah
Adil berkurang paut nilai bawaan
Ada disana lain diam menang ke tujuan
Alot disini aku perang tanah basah
Apr29/06

Aku Pembunuh

Baru saja aku injak tikus
Masih kecil hitam pendek tak berdasi
Sudah mati!

Darah keluar dari mulut
Perut rata keluar usus
Dari anus

Lari kekamar mandi cuci kaki
Aku takut

Dan kurang beruntung
Kalau saja kaki lebih besar
Negara pasti butuh aku
Apr29/06

Kalau sempat boleh dicoba

Tiap gang lain urus kenyangkan isi sampai tumpah
kiri kanan wahana sepi Cuma aku berdiri di tengah
cari gergaji robohkan tiang pantau
juga cctv di tiap sudut

ambil tindak beberapa yang turut – cetak biru semau lutut
lima menit berselang atur rapi seperti tak ada aksi

jangan nanti bodoh terulang
kalau terbukti datang
kabar penjaga kalau empunya iseng-iseng main mata
Apr28/06
Ubah paksa

telanjang
lalu dipakaikan baju
untuk rekayasa
bodoh
waktu tepat hidangan buku
saat rekayasa
tak mampu
edarkan barang palsu
satu jalur,satu rekayasa
Apr28/06

di alam bebas

harap siap,besok kita kawin
lebih dari satu pasti,empat mungkin
bijak membuat karena urusan tersangkut congor lain
turun punya harus mu
tak bisa,sulit pikir penting
berbagi
yasudah gak jadi kawin
Apr28/06

juni06

Kurang Kontrol

Sebenrnya kucari terus kuman sebab selangkangan ku gatal
Dua hari hitam hasil ternyata luka kering
Garuk Seterus seru kemudian makin tebal
Pabrik laba perih
Robot tangan kuku runcing

Lawan sabotase ingin-ingin dibatasi logis
Pangil di pangil nafsu
Enak sedikit berlalu
Paha ku terkikis tipis
Jun27/06
Bukan istimewa
Rata-rata datar
Sulit teralirkan disitu saja
Gal-gali irigasi saluran tempat tampung air
Gratis paling rendah sembiluh Cuma-Cuma
Memang basarnya kita paling rendah

Minin kuda-kuda berdiri diatas air
Tinggal dalam air-air tenang
Bebas hambatan tanpa jalan
Tanpa alur kosongkan lawan
Kenal musuh,tetangga,orang tua,
Juga kita .
Pun tidak.
Bukan istimewa.
Biasa.
Jun27/06