diolegue

Thursday, October 05, 2006

keluar masuk

Datang dan merangsak masuk.perlahan lahan tapi terasa jelas sungut-sungutnya yang tajam. Rabai tubuh – setengah merajam – diam-diam menusuk . Tapi aku diam. Karena lantangku hanya keluar untuk hal-hal yang buat ku tak nyaman.

Berlanjut didalam. Dia (benda itu) yang tadinya buat sunyi-sunyi berdiri.lalu ia bangunkan sadar dengan remasan keras menghujam jantung dan hati – tentunya punya ku.Tapi aku diam. Karena sekali lagi lantangku hanya keluar untuk hal-hal yang buatku tak nyaman.

Berlanjut dari situ. Tiba-tiba remasan itu berhenti. Saat sampai tepat diempedu – mungkin karena tempat pahit disitu. Tapi tidak.aku rasa dia (benda itu) telah dapat apa yang ia mau. Dengan kata lain sesuai sudah posisi ingin-inginnya dengan apa yang tersedia di sini(aku). Karena ia berhenti.aku pun tentunya diam. Karena lantangku tak mungkin keluar saat ku di awan nyaman.

Sudah banyak yang berselang. Waktu juga. Dia (benda itu) masih ada di diriku. Dengan posisinya yang belum terganggu. Dan selalu mengikutiku. Saat makan, bekerja dan tidur. Lakunya sesuai dengan laku ku. Karena kita – tanpa sadar – punya sama mau dan itu yang buat aku lantang untuk diam dalam posisi ku dan dia(benda itu) yang sama-sama nyaman.

Dan saat waktu nya tiba. Tiba-tiba saja ia keluar. Dengan sekejap hilang tanpa rasa apa-apa. Sungut-sungutnya pun tidak terasa lagi (tajamnya). Tak ada lagi tusukan – yang setengah merajam. Sepi juga remasan-remasan hati dan jantung. Tapi ini berbeda saat dia(benda itu) terposisikan sama dengan ku. Karena aku tak tau dimana posisinya sekarang. Entah dijantung, hati , atau empedu. Tapi yang jelas. Search macine dalam tubuhku dengan lantang menjawab bahwa ia sudah tidak ada. Sudah keluar tanpa rasa, perih, sakit dan tusukan. (hilang) . Karena itu aku tak bisa ambil diam. Aku dengan lantang berteriak – mungkin seperti orang kesakitan – karena posisi ini sungguh buat ku tak nyaman.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home