diolegue

Saturday, September 30, 2006

menulis beda

Aku harus menulis,setidaknya sekarang.sebelum aku ditulis tulisan ku sendiri.sesampainya disana dan – maksudku dimana saja – dapat apa yang mau apa-apakan.mungkin nanti itu akan jadi bahan yang ditempuh dalam tempo.cukup lama.dan – biasanya – sama saja.

Apa-apa yang kurang lebih sama itu tak buat aku tak jadi untuk buat yang harus tadi, karena walau ada tidaknya beda untuk di apa-apakan tetapi tulisan ku bisa buat beda yang terulang beberapa.

Misalkan saja dibawah akan tertulis banyak.

Beda

Beda

Beda

Beda

Beda

Beda

Beda

Beda,beda, dan beda….

Lalu kalau tidak ditemuinya juga letak tak pembuat samannya dimana

Bosankan saja membaca. Dan sertelah lama itu tentu terasa beda.

mimpi bayi

Mimpi,mimpi. Dan selalu begini.coba buat desing-desing yang berlalu sangat-sangat manis. sampai lupa sampai mana sebenarnya letak manis capainya. dan dikala mimpi yang kadang seringnya tidur,ia tidak mau untuk cepat bangun sebelum cerita mimpi itu ada dititik akhir. yang maya nya pasti bahagia,yang alurnya ber rumus terserah.dan bodohnya si empu tak sadar kalau control ada ditangannya.

Sampai dimana tadi,apakah sedari tadi sudah diceritakan mulai cerita si mimpi itu,oh tentu tidak. karena mimpi pastinya tak punya mulai.a khirnya pun semu.hanya selang-selang detik untuk awali mimpi lagi.f ase awal mimpi yang tadi dimulai tak ada. Sebab tangisnya si bayi karena ia terbangun dari mimpi. dan sayangnya hidup yang akan dimulai itu.ia teruskan mimpi nya tadi.

Nikmatnya,dengan mimpi yang makin tinggi ini. Bayi-bayi itu tak peduli untuk men-download mimpi versi baru.yang keluar dengan sedikit esensi untuk sadar.sedikit di masukannya tentangan-tentangan realitas pada mimpi.dan beberapa file yang merangkum adanya cara untuk kembali ke awal sebelum ia menangis.sebelum ia bermimpi,dan sebelum ia dibuat oleh ibu bapaknya dengan mimpi.

Tapi sayangnya bayi-bayi kita gagap teknologi.atau kalaupun tak gagap,pasti ia tau informasi itu terlambat.karena sadar itu digantungkan oleh terbitnya bajakan mimpi versi baru yang dibuat dengan mimpi oleh si pembajaknya..

Kalau sudah besar benar sibayi itu.mimpi itu sebaiknya dibuat lain. Sebab tak samanya mimpi hitam dengan mimpi putih akan buat simimpi capai nikmatnya bodohi bayi-bayi dewasa.kalaupun tidak toh dikala mimpi yang abu-abu. Dewasa bayi akan merasa naik tanpa tangga yang benar – karena bayi itu ditarik perlahan keatas dengan tali mimpi abu-abu.

Friday, September 29, 2006

Malam Pertama

Sering aku Tanya malam kenapa ada dia.

Buat solar cell tak dapat bergerak,pabrik-pabrik tak berdetak

Ruang kala hampa jadi di-pause nya menata letak

Tapi tak ada yang jamin ku mengelak

Sebab semua pusing terus berjemur

Tanpa cukup sahur paginya

Dan disengaja karena semua

Ingin matahati juga tidur

Salah tafsir mampu

Kecoa terbaring terlentak didepan

Aku nungging

Baringan se-matinya

Geraknya hanya sungut

Dan beberapa kaki kecil yang turut

Dia sakaratul maut

Me-nurut ku

Beri dia akhir dengan ujung tumit menempel didadanya

Tak bungkam dia ujar kalimat terakhir

“aku bukannya habis daya tapi cuma tak bisa balikan badanku semula”

Sayangnya aku salah

Di keburu rata ditanah

Re-elitas

Kalau aku miskin

Pasti harta tak pandai cari muka

Ke orang yang mau lihat dia

Kalau aku kaya

Semua dara bersandar di pundak lapis kain

Tentunya rutin

Bila hartaku rutin cari muka

Ke dara-dara yang hendak siap lihat kearah sepinya

Pundak lais kain sutra

Tentunya si kaya dan si miskin akan sulit

Untuk berkata apa?

Terbang tampil

K: jadi bagaimana, siap kita bunuh semua orang tampil?

U: wah repot juga ya!

P: betul,apalagi puasa,energi saya sudah saya format setengah

U: iya,barang tentu repot pastinya!

K: lalu kapan kita tindak semua muka ingin-ingin itu?

U: ada juga betulnya,sebelum nanti kita repot kehilangan muka!

P: ah peduli apa,sedari tadi saya tak pernah sebut “kita”,saya urus bukan tampilnya kita

U: gawat,bisa repot nanti kalau kita tak jadi tampil!

Thursday, September 07, 2006

port to

Hai,anjungan tunai!sudah lama nih kita tak main pencet-bunyi-keluar. Apa kau masih tetap sendiri?memangnya kau tak bosan! apa karena si Aku-Aku menyebut mandiri ke kamu,jadi kamu gak mau ada yang bantu.benar juga sih.si teknisi yang buat kamu,memang mendesign kamu untuk timbul sebagai Satu,dan satu-satu yang lain tentunya jauh dari kamu. tapi karena yang satu itu,kamu jadi dipandang pilih-pilih oleh beberapa temanku.buktinya waktu ada temanku yang berteriak-teriak biar kamu mau mengeluarkan punyamu,tapi bunyi mu cuma tut-tut.bunyi pilih-pilih!
Dan kamu sendiri yang pilih kelas itu kan. Tanpa ospek,tanpa pelajaran dan tanpa pendaftaran.tau-tau kau sudah ada dalam kelas. sayangnya waktu pertama kau masuk,yang lain absen.entah lagi sakit semua atau lagi mual-mual karena sekelas lagi sama kamu.tapi siapa yang peduli,itu kan kelas mu,bukan kelas ku!
Sekarang mungkin kau sedang kesepian. Memang belakangan ini tak ada yang bisa diambil dari kamu. karena si Aku-aku tadi sedang kesulitan menyimpan.bukan sulit dijalur,tapi semuanya sedang tak bisa bertelur.jadi apa yang bisa diambil kalau tak ada yang disimpan.
Pasti kau sudah terbiasa kan dengan kondisi ini,semakin jarang Kuli-Kuli isi menaruh Ambilan mu kembali datang dan pergi ,tandanya kau semakin mandiri. dan pengetahuan mandiri itu tentunya sudah kau dapat di kelas bukan?
Oiya,semenjak kunci kartu ku hilang – yang buat kita tak bisa main lagi – aku jadi kenal teman baru,teman yang walaupun ia bau tanah,tapi ia senang me-wawas ku tentang cerita leluhur-leluhur dulu yang sudah ditanah.dia juga cerita banyak hal tentang “waktu pakai”,tentang kebodohan si Aku-aku dulu yang setelah susahnya membuat.lalu ia merusaknya – dengan gembira – seperti mendapat telur yang bukan miliknya,padahal telur-telur itu keluar dari pantat si penyimpan itu sendiri.tapi memang dasar Aku-aku dulu.mereka pasti begitu karena belum pakai sepatu.
Sayangnya waktu aku tanya tentang kamu.ia tak tau sama sekali.tapi ia juga cerita kalau ia pernah mencoba kelas yang sama seperti yang sekarang kau duduki. tapi dasar benda tanah yang gampang pecah,ia ditolak mentah-mentah oleh yang punya sekolah.apa mungkin kau sempat kenal dia,mana dia Celengan

Monday, September 04, 2006

sabtuisme


Ini belanda punya
Tak kena lagi zamannya
Antik sendiri dari batas front putus-putus
Jauh dari niat kekal
Karena memang bukan zamannya

Pemakai ego besar berandai
Ulang-ulang rekonstruksi belulang
Kosong mata pandang
Cuma si pengguna di mabuk sejarah santai

Ini harus di perbaiki,,,,harus

Ooo….Hari yang indah!!!!!! bila kita terbangun dalam kondisi normal.memeng kenormalan itu sendiri bukan bahasa “umum”( cuaca normal, panas tubuh yang normal,dan harapan, hak, juga kewajiban yang terposisikan dalam kajian normal. Semua ke-normal-an yang di temui dalam hari yang tak normal – mengkondisikan demikian karena minoritas dipandang sebagai kondisi tak wajar - dimana sebuah hari yang terimajinasikan tanpa kewajiban penuh dalam aktifitas waktu. sekian lamanya 6 X 24 jam ditunggu datang untuk tujuan mendapatkan hari tenang dari gangguan keesokan yang juga tetap libur.
Andai 7 hari dari satu minggu adalah sabtu .kita mungkin tak kenal rabu atau minggu. dan kita gak perlu bergulatan tekad dengan waktu, karena toh besokkan sabtu. tak ada terbitan koran atau media harian yang mau menulis nama hari sebelum tanggal, bulan, dan tahun selain karena hal yang andai pastinya anda tau (dan) juga karena perusahaan koran kehabisan uang mencetak sebuah sabtu sebab penjualan koran menurun. para penjual koran sulit menawarkan koran didalam kemacetan kota (kan sabtu bos,boro-boro macet mobil aja jarang) oh iya menyangkut mobil yang jarang, gak ada lagi tuh demo mahasiswa dan ORMAS-ORMAS sebagainya yang menuntut turunnya BBM .warga semua lebih suka dirumah bersantai bersama keluarga tidur,memikmati rumah sebagai istana yang sudah lama di masyarakat idam-idamkan bersama keluarganya atau bila muncul kebosanan dalam hari yang tak pernah bosan maka pilihan berekreasi adalah baik.menjelang malam para muda menghabiskan malamnya dengan gila seperti yang biasa orang-oran muda lakukan dikala sabtu.banyak pengandaian yang terpikir bilamana diandaikan sabtu yang berlaku didalam waktu mayoritas dengan menyampingkan efek samping dari pengandaian diatas yang bersifat lebih menyangkut materi .
tapi peng-Andaian yang anda baca dari tadi belum dapat dicapai dengan hasil yang baik karena belum ada undang-undang yang mengatur tentang budidaya budaya sabtu yang menganut nilai-nilai pandangan akan hari,hidup,serta perjuangan akan pemanfaatan waktu. – atau tak sempat untuk memikirkan karena terlalu sibuk dalam urusan menyangkut perdamaian dunia - untuk membawa dunia kearah yang lebih bernilai yaitu dengan SABTUISME.

Saturday, September 02, 2006

ter fitrah

Setelah ter-bangunnya peradaban maka bangkit (pula)lah sebuah kepercayaan awal- pihak-pengganti.kemudian berkembanglah sesuatu itu menjadi sikap Anti- yang sama seperti tujuannya ia berdiri, yaitu jelas berdiri untuk – kan – mengganti . setelah puas – dari kemenangan sang tergganti – pihak penganti lalu(juga) bertambah kuat, akhirnya akhir-akhir ini pihak pengganti itu kokoh tak terganti.yakinlah pada sumpah,.semuanya berhubungan tak semu.tak kasat dan tak susah ditebak maka sumpah-sumpahlah yakinmu itu.,karena jelas penggantian pihak terngganti tak gampang berlaku,tak mudah berjalan lalu,.walau dalam yakinmu yang sudah kau sumpah-sumpahi sendiri,berlaku ada-nya putaran roda kuat lemah yang sekali lagi aku sumpahi itu bila kau yakin itu .karena kontra prestasi hidup yang kita dapat dari semua memang yang sudah tersurat,adalah akan wajar bila kita tak sadar akan hadirnya pihak penganti – yang kita buat sendiri – dalam segala lini (roda,duri,tangis,ria,kini,dan mati)yang dalam ketidak-sengajaan sadarmu itu,berlaku menyeluruh contoh seperti misi misil penghancur yang tak pernah kenal adukan semen,air,dan pasir untuk membangun sebuah gedung atau jembatan,semuanya terlalu menyeluruh,karena tak disisakan sedikitpun ruang untuk mengorek-ngorek sedikit tahu dari semua itu.memang seharusnya kita tak tahu agar tak terbangun dari (pada) ketidak sadaran sengaja ini,karena dalan sedikit kesadaran yang ada,yang sejalannya sejajar pada hijrah kita, dalam hijrah dari lapang dan sabar menjadi lemah untuk tegar,bukan tertulis tanpa fitrah disini tapi yang kita hadapi adalah fitrah itu sendiri yang mungkin terpikir oleh seorang teman – yang saya baca dari artikel karya teman dalam majalah yang saya pinjam dari teman – bahwa lahir tumbuh dewasa sekolah kerja keluarga dan mati adalah rupa dari inti jalan manusia hadapi fitrah yang dalam arti nyata adalah berubah.